Loading
Arsip Foto - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dan Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela saat pelaksanaan LEIF 2025 dan melakukan penandatanganan kesepakatan investasi. ANTARA/HO-Pemprov Lampung
BANDARLAMPUNG, ARAHKITA.COM — Provinsi Lampung terus memperkuat posisinya sebagai pusat hilirisasi industri di Sumatera. Dalam ajang Lampung Economic and Investment Forum (LEIF) 2025, sebanyak 15 investor resmi menandatangani Letter of Intent (LoI) atau dokumen kesepakatan investasi untuk berbagai proyek strategis daerah dengan nilai mencapai lebih dari Rp22 triliun.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyebut, forum tersebut menjadi langkah nyata pemerintah daerah dalam menarik minat investor, baik dari dalam maupun luar negeri.
«“Lampung siap menjadi pusat hilirisasi lima komoditas strategis, yaitu kelapa, kopi, lada, ubi kayu, dan udang. Kami membuka lebar peluang bagi investor yang ingin mengembangkan industri pengolahan di daerah,” ujar Rahmat di Bandarlampung, Kamis (6/11/2025).»
Magnet Baru Investasi Nasional
LEIF 2025 yang digelar bersama Forum Investasi Lampung (FOILA) berhasil menghadirkan puluhan investor dari Jepang, Belgia, Filipina, Malaysia, hingga Tiongkok. Kehadiran mereka menjadi sinyal positif bagi iklim investasi Lampung yang kini semakin dipercaya dunia internasional.
Dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp483,8 triliun pada 2024, Lampung menempati posisi keempat tertinggi di Sumatera. Kondisi ini membuka peluang besar bagi pengembangan sektor pangan, energi baru terbarukan, serta pariwisata berkelanjutan.
“Fokus pembangunan ekonomi kami kini bergeser pada peningkatan nilai tambah melalui penguatan industri pengolahan. Lampung tidak boleh hanya menjadi penghasil bahan mentah, tetapi harus menjadi pusat produksi bernilai tinggi,” tambah Rahmat.
11 Proyek Unggulan Lampung
Dalam forum tersebut, Pemprov Lampung menawarkan 11 proyek unggulan kepada para investor, di antaranya:
Forum ini juga menghadirkan pameran proyek-proyek investasi daerah dan sesi one-on-one meeting antara calon investor dengan pemilik proyek, membahas peluang kerja sama, skema pembiayaan, dan model investasi sektor prioritas.
Deretan Investor yang Terlibat
Beberapa investor besar yang menandatangani LoI di antaranya:
- Terminal Betan Subing & Jalur Kereta Ganda: Nippon KOEI, PT Kobelco Trading Indonesia, Kedutaan Besar Belgia, dan PT Mitsui Indonesia.- Kota Pelabuhan Bakauheni: N Mark Castro (Filipina).- Pelabuhan Sebalang: PT Bukit Kiara Lestari.- Agripark Kemiling: Azwan Omar (Malaysia).- Floating Solar Power Plant: PT Tanyoe Sentosa, PT Bakrie Power, Xurya Daya, dan PT Magical Crystal Indo.- Kawasan Kota Baru: PT Sinohydro Corp Ltd dan PT Tanyoe Sentosa.
Dengan langkah strategis ini, Pemerintah Provinsi Lampung berharap ke depan akan semakin banyak investor yang melihat Lampung bukan sekadar pintu gerbang Sumatera, melainkan pusat pertumbuhan ekonomi baru Indonesia.