Selasa, 30 Desember 2025

Investor Muda Kuasai Pasar Saham di Bali, Tumbuh 20 Persen Sepanjang 2025


 Investor Muda Kuasai Pasar Saham di Bali, Tumbuh 20 Persen Sepanjang 2025 Investor mengamati pergerakan saham secara daring di Denpasar, Bali, Senin (27/10/2025) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

DENPASAR, ARAHKITA.COM — Kaum muda Bali kini semakin berani melangkah ke dunia investasi. Data terbaru dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Provinsi Bali menunjukkan, per September 2025 jumlah investor saham di Pulau Dewata menembus 172.248 orang, tumbuh sekitar 20 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 143 ribu investor.

Menurut Kepala BEI Denpasar, I Gusti Agus Andiyasa, peningkatan ini didorong oleh antusiasme generasi muda terhadap investasi jangka panjang, terutama lewat platform digital yang semakin mudah diakses.

“Investor muda terus mendominasi. Usia 18–25 tahun menyumbang 30,1 persen dari total investor saham di Bali,” ungkapnya di Denpasar, Senin (27/10/2025).

Masih menurut data BEI, kelompok usia 26–30 tahun menyumbang 24,4 persen, disusul usia 31–40 tahun sebanyak 25,6 persen, sementara investor di atas 41 tahun tercatat 19,9 persen.

Dari sisi profesi, pekerja swasta menjadi kelompok terbesar dengan 41 persen, diikuti oleh pelajar (18 persen) dan wirausaha (14 persen).

Secara keseluruhan, jumlah investor pasar modal di Bali — termasuk saham, obligasi, dan reksa dana — kini mencapai 338 ribu orang. Angka ini naik 15,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 292 ribu investor.

Sebaran investor paling tinggi berada di Kota Denpasar (32,6 persen), kemudian Kabupaten Badung (19,4 persen) dan Buleleng (11,8 persen).

Nilai Kepemilikan dan Transaksi Naik Tajam

Tak hanya jumlahnya yang bertambah, nilai kepemilikan saham di Bali pun ikut melonjak. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali, hingga Juli 2025 nilai kepemilikan saham mencapai Rp6,21 triliun, tumbuh 30,43 persen dibandingkan Juli 2024.

Sementara nilai transaksi saham mencapai Rp3,54 triliun, meningkat 65,27 persen dalam periode yang sama.

Galeri Investasi dan Edukasi Keuangan

BEI juga mencatat, saat ini terdapat 29 galeri investasi di Bali yang dikelola oleh 21 anggota bursa atau perusahaan efek. Melalui fasilitas ini, masyarakat — khususnya pelajar dan mahasiswa — dapat belajar langsung tentang cara berinvestasi dan mengenal pasar modal dengan lebih mudah.Untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan, BEI Bali aktif mengadakan berbagai program edukasi dan sosialisasi, terutama untuk kalangan muda produktif.

“Tujuannya agar masyarakat tidak hanya melek investasi, tapi juga bisa memahami risiko dan strategi dalam pasar modal,” tambah Andiyasa dikutip Antara.

Indeks Literasi dan Inklusi Pasar Modal Naik

Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK 2025 turut menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap pasar modal.

Indeks literasi pasar modal naik menjadi 17,78 persen dari sebelumnya 15,43 persen pada 2024. Namun, indeks inklusi justru sedikit menurun menjadi 1,34 persen, dari 1,60 persen pada tahun sebelumnya.

Generasi Muda, Motor Pertumbuhan Investasi Bali

Tren ini menegaskan bahwa generasi muda Bali kini menjadi motor penggerak utama pertumbuhan investasi saham.

Kemudahan teknologi, meningkatnya kesadaran literasi keuangan, dan dorongan dari BEI serta OJK membuat dunia pasar modal semakin diminati kalangan muda.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru