Rabu, 31 Desember 2025

Pemerintah Bangun Tujuh Pabrik Pupuk Baru untuk Perkuat Kemandirian Nasional


 Pemerintah Bangun Tujuh Pabrik Pupuk Baru untuk Perkuat Kemandirian Nasional Pabrik Pupuk Kujang, Karawang, Jabar. (Antaranews/Antara/HO-Pupuk Kujang)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Pemerintah Indonesia akan membangun tujuh pabrik pupuk baru dalam lima tahun ke depan sebagai langkah strategis memperkuat kemandirian industri pupuk nasional. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan bahwa lima di antaranya ditargetkan rampung pada 2029.

“Anggarannya kurang lebih Rp50 triliun,” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu.

Menurut Amran, pembangunan pabrik baru menjadi penting untuk menekan biaya produksi melalui penerapan teknologi yang lebih efisien, terutama dalam pemakaian gas sebagai bahan baku utama. Ia mencontohkan, pabrik lama membutuhkan hingga 43 persen biaya untuk gas, sedangkan pabrik baru hanya sekitar 22 hingga 23 persen.

Anggaran pembangunan tujuh pabrik tersebut berasal dari hasil efisiensi dan pembenahan tata kelola pupuk subsidi yang tengah dilakukan pemerintah. Amran menjelaskan, sistem subsidi pupuk kini direvitalisasi dari yang sebelumnya berorientasi pada hilir menjadi berfokus pada hulu. Perubahan itu berhasil menghasilkan efisiensi besar bagi negara.

Berkat reformasi tersebut, dilansir Antara, pemerintah diklaim mampu menghemat anggaran hingga Rp10 triliun, menurunkan biaya produksi pupuk sebesar 26 persen, dan meningkatkan laba PT Pupuk Indonesia secara signifikan. Pada 2026, laba perusahaan diproyeksikan mencapai Rp2,5 triliun, dengan total keuntungan yang bisa menembus Rp7,5 triliun.

Selain itu, revitalisasi sistem pupuk juga membuka peluang peningkatan volume pupuk subsidi hingga 700 ribu ton secara bertahap hingga tahun 2029.

Amran menegaskan bahwa kebijakan pembangunan pabrik baru ini merupakan bentuk nyata keberpihakan negara kepada petani. Pemerintah, kata dia, berkomitmen memastikan ketersediaan pupuk yang cukup, harga yang terjangkau, serta distribusi yang tepat sasaran sebagai bagian dari upaya mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru