Loading
Arsip foto - CIO Danantara Indonesia Pandu Sjahrir menjawab pertanyaan pewarta usai menghadiri peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta, Senin (28/7/2025). ANTARA/Uyu Septiyati Liman.
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) memastikan akan segera melangkah ke pasar saham Indonesia. Langkah ini menjadi sinyal positif bagi iklim investasi nasional yang tengah tumbuh pesat sepanjang 2025.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, mengungkapkan bahwa pihaknya siap mengalokasikan dananya ke berbagai instrumen investasi, baik di dalam maupun luar negeri. Namun, mayoritas investasi akan difokuskan untuk mendukung pasar domestik.
“Kami ingin segera memulai. Saat ini sudah bisa mulai mendaftar,” ujar Pandu usai menghadiri Opening Ceremony dan Seminar Utama Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Menurut Pandu, sekitar 80 persen dana investasi Danantara akan dialokasikan ke dalam negeri, sementara sisanya akan diarahkan ke pasar luar negeri.
“Kita baru mulai melakukan investasi tahun ini, sebagian besar—sekitar 80 persen—akan ditempatkan di dalam negeri,” jelasnya.
Saat ini, Danantara telah mulai menanamkan dananya di instrumen obligasi, terutama Surat Berharga Negara (SBN). Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan waktu yang tersisa menjelang akhir tahun 2025.
“Tahun ini tinggal 10 minggu lagi, tapi kami ingin segera mulai beraktivitas,” tambah Pandu.
Sebelumnya, Pandu juga menyatakan ketertarikan Danantara untuk berinvestasi di pasar saham Indonesia (public market equity). Namun, ia menilai masih ada pekerjaan rumah dalam hal likuiditas pasar yang perlu ditingkatkan.
“Kita ingin masuk ke pasar saham publik, tapi dibutuhkan likuiditas yang lebih besar. Saat ini rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) kita masih sekitar 1 miliar dolar AS per hari. Idealnya bisa mencapai 5–8 miliar dolar AS per hari,” jelas Pandu.
Dari sisi regulator, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mencatat bahwa nilai kapitalisasi pasar saham Indonesia telah mencapai Rp15,23 kuadriliun per 16 Oktober 2025, atau setara 68,78 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
“Capaian ini sudah mendekati target dalam Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023–2027, yaitu sebesar 70 persen,” ujar Inarno dilansir Antara.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menunjukkan tren positif dengan menembus level 8.124 pada Kamis (16/10), tumbuh 14,76 persen secara year-to-date (ytd) sejak awal tahun.
Dengan momentum tersebut, langkah Danantara Indonesia memasuki pasar saham dipandang sebagai bagian dari upaya memperkuat fondasi investasi nasional dan memperluas peluang pertumbuhan ekonomi ke depan.