Loading
Nilai Tukar Rupiah Menguat, Kekhawatiran Perang Dagang AS-China Mereda.
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat pada Kamis pagi, seiring dengan menurunnya kekhawatiran pasar terhadap konflik dagang antara AS dan China.
Rupiah tercatat menguat sebesar 3 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.573 per dolar AS, dari posisi penutupan sebelumnya di Rp16.576.
Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menyebut bahwa penguatan rupiah ini didorong oleh penurunan indeks dolar secara global, setelah muncul pernyataan damai dari kedua pihak dalam konflik dagang AS-China.
“Pernyataan pejabat di kedua negara cukup meredakan kekhawatiran pelaku pasar. Rupiah hari ini diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.520 hingga Rp16.620 per dolar AS,” ujar Rully kepada ANTARA di Jakarta.
Ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu mulai mereda setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent dikabarkan akan menunda rencana penerapan tarif 100 persen terhadap produk asal China hingga tahun depan.
Rencana tarif tersebut semula menjadi bagian dari tekanan Presiden AS Donald Trump terhadap China, termasuk larangan terhadap ekspor perangkat lunak penting.
Di sisi lain, China baru-baru ini mengumumkan kebijakan pembatasan ekspor unsur tanah jarang, bahan penting dalam industri teknologi global. Pembatasan tersebut mencakup teknologi penambangan, pemrosesan, produksi magnet, hingga daur ulang, dan dinilai sebagai langkah strategis menjaga keamanan nasional.
Namun, Duta Besar China untuk AS, Xie Feng, menegaskan bahwa perang tarif tidak akan menguntungkan siapa pun. Ia mengajak AS untuk menyelesaikan perselisihan melalui dialog yang saling menghormati dan konsultasi yang setara.
Sementara itu, dari dalam negeri, pelaku pasar juga mencermati rilis data PMI Manufaktur kuartal III 2025 serta hasil survei kegiatan usaha oleh Bank Indonesia. Meski PMI diperkirakan menurun dibanding kuartal sebelumnya, posisinya masih berada di zona ekspansi.