Selasa, 30 Desember 2025

BI Dorong Pendalaman Pasar Keuangan Lewat OIS dan DNDF, Transaksi Harian Valas Naik 10 Kali Lipat


 BI Dorong Pendalaman Pasar Keuangan Lewat OIS dan DNDF, Transaksi Harian Valas Naik 10 Kali Lipat Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan sambutan dalam acara penandatanganan Perjanjian Induk Derivatif Antarbank dan peluncuran Matchmaking Overnight Index Swap (OIS) di Jakarta, Jumat (26/9/2025). ANTARA/HO-Bank Indonesia/aa.

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Bank Indonesia (BI) terus memperkuat upaya pendalaman pasar keuangan nasional dengan mendorong peningkatan volume transaksi dan pembentukan harga yang lebih kredibel. Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menegaskan strategi ini menjadi kunci agar pasar uang dan valuta asing (valas) semakin likuid, transparan, dan berdaya saing.

Menurut Destry, fokus pengembangan pasar uang diarahkan pada transaksi repo dan Overnight Index Swap (OIS) yang mengacu pada suku bunga acuan INDONIA. Sementara di pasar valas, penguatan dilakukan melalui instrumen Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) dan FX Swap dengan acuan kurs JISDOR serta kurs non-USD/IDR.

“Melalui mekanisme matchmaking OIS, pencocokan transaksi antarbank bisa berlangsung lebih efisien sehingga harga terbentuk secara wajar dan interaksi pasar menjadi lebih lancar,” jelas Destry dalam keterangan tertulis, Minggu (28/9/2025).

Ia menambahkan, penggunaan suku bunga acuan berbasis INDONIA akan memperkuat mekanisme harga instrumen OIS yang bersifat forward looking.

Transaksi DNDF Melonjak 10 Kali Lipat

BI mencatat perkembangan positif di pasar valas. Hingga Agustus 2025, rata-rata transaksi harian DNDF mencapai 212 juta dolar AS. Angka ini meningkat sekitar 10 kali lipat dibandingkan awal penerapan DNDF pada 2018. Meski begitu, BI menilai capaian tersebut masih perlu terus ditingkatkan.

“Tentunya BI tidak bisa sendirian. Sinergi dan kerja sama dari seluruh pihak sangat dibutuhkan,” tegas Destry.

Dukungan dari OJK dan Perbankan

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menyambut baik langkah BI tersebut. Menurutnya, penggunaan INDONIA sebagai acuan OIS sejalan dengan reformasi global suku bunga dan mampu meningkatkan kredibilitas, transparansi, dan efektivitas suku bunga rupiah.

“OJK berkomitmen untuk mendampingi, memantau, dan mendorong optimalisasi pemanfaatan instrumen berbasis INDONIA demi stabilitas sistem keuangan,” kata Dian dikutip Antara.

Dari sisi industri, komitmen perbankan terlihat dari penandatanganan 105 kontrak perjanjian induk derivatif baru serta 23 kontrak margin yang dilakukan 56 bank. Hal ini menunjukkan keseriusan industri perbankan dalam mendukung pengembangan OIS dan DNDF di pasar domestik.

Meski demikian, Destry menekankan agar komitmen tersebut tidak hanya berhenti di atas kertas. Peningkatan volume transaksi nyata di pasar sangat penting untuk memperkuat likuiditas dan daya tahan sistem keuangan nasional.

Pilar Pembiayaan Ekonomi Berkelanjutan

Dengan sinergi antara BI, OJK, perbankan, dan pelaku pasar, diharapkan pasar keuangan Indonesia dapat semakin dalam, likuid, serta mampu menjadi pilar penting pembiayaan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru