Loading
Sumber Daya Batu Bara Indonesia Capai 31,9 Miliar Ton. (Foto ilustrasi SINDOnews)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa sumber daya batu bara Indonesia mencapai 31,9 miliar ton dengan jumlah perusahaan tambang mencapai 959. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perusahaan tambang batu bara terbanyak di dunia.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyebutkan produksi batu bara Indonesia rata-rata di atas 700 juta ton sejak 2023, dengan produksi tahun 2024 mencapai 836 juta ton, dan target produksi tahun 2025 sebesar 739 juta ton.
"Dengan jumlah perusahaan tambang 959 ini kita memproduksi batu bara rata-rata di atas 700 juta ton mulai tahun 2023, di tahun 2024 mencapai 836 juta ton dan pada saat ini kita menargetkan produksi 739 juta ton," katanya dalam acara Fastmarkets CT Asia 2025 yang digelar di Jimbaran, Bali, Senin.
Winarno menjelaskan hingga saat ini produksi batu bara telah mencapai 509 juta ton atau sekitar 68 persen dari target produksi 2025. Batu bara Indonesia tidak hanya berperan penting dalam sektor energi nasional, tetapi juga memengaruhi geopolitik global serta menjadi penggerak ekonomi dengan kontribusi besar terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang mencapai 70 persen.
Pada 2024, penerimaan pajak subsektor mineral dan batubara mencapai Rp143 triliun, dan pemerintah menargetkan PNBP dari sektor ini mencapai Rp123 triliun pada tahun 2025.
Baca juga:
Danantara Siapkan 33 Proyek Waste to Energy, Dorong Indonesia Capai Net Zero Emission 2060Tri Winarno menegaskan komitmen pemerintah untuk mengembangkan batu bara yang lebih bersih guna mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Indonesia berencana mengurangi ketergantungan batu bara dan mengupayakan penggunaan batu bara yang lebih ramah lingkungan.
Meski demikian, konsumsi batu bara domestik saat ini mencapai sekitar 300 juta ton per tahun, dengan penyerapan terbesar dari sektor pembangkit listrik tenaga uap. Industri lain seperti kertas, semen, dan tekstil memiliki konsumsi yang lebih kecil.
Winarno berharap seluruh pemangku kepentingan di Fastmarkets CT Asia 2025, baik pelaku usaha maupun pemerintah, dapat berkolaborasi dan bersinergi dalam mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan.