Rabu, 31 Desember 2025

IHSG Menguat di Tengah Optimisme Stimulus Ekonomi dan Arus Masuk Investor Asing


  • Selasa, 16 September 2025 | 10:30
  • | Ekonomi
 IHSG Menguat di Tengah Optimisme Stimulus Ekonomi dan Arus Masuk Investor Asing IHSG Menguat di Tengah Optimisme Stimulus Ekonomi. (Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penguatan pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, didorong oleh optimisme pasar terhadap peluncuran paket stimulus ekonomi nasional dan sinyal positif dari investor asing.

IHSG dibuka menguat sebesar 42,20 poin atau 0,53 persen, mencapai level 7.979,32. Sementara itu, indeks LQ45 yang berisi saham-saham unggulan juga ikut terkerek naik sebesar 4,58 poin atau 0,57 persen ke posisi 813,38.

Menurut tim riset dari Lotus Andalan Sekuritas, kembalinya investor asing ke pasar domestik serta kebijakan stimulus dari pemerintah diperkirakan akan memberikan dorongan tambahan terhadap kinerja IHSG. Di saat yang sama, pelemahan indeks dolar Amerika Serikat dinilai dapat menopang kekuatan rupiah dalam waktu dekat.

Dari sisi domestik, pelaku pasar tengah mencermati sejumlah faktor penting seperti rilis data Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia, peluncuran paket stimulus ekonomi 2025, serta dampak perlambatan ekonomi global, khususnya dari China.

Pemerintah secara resmi mengumumkan peluncuran paket stimulus ekonomi 8+4+5. Paket ini mencakup delapan program percepatan untuk tahun 2025, empat program lanjutan pada 2026, dan lima program khusus yang bertujuan untuk mendorong penciptaan lapangan kerja. Total anggaran yang dialokasikan untuk delapan program akselerasi pada tahun 2025 mencapai Rp16,23 triliun dan diharapkan mendapat respons positif dari pelaku pasar dalam jangka pendek.

Sementara itu, Bank Indonesia tengah mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 17 September. Pasar memperkirakan suku bunga acuan atau BI Rate akan dipertahankan di level 5 persen.

Dari kawasan regional, ekonomi China kembali menunjukkan tanda-tanda perlambatan pada Agustus 2025. Penjualan ritel tercatat hanya tumbuh 3,4 persen secara tahunan, produksi industri naik 5,2 persen, dan investasi aset tetap meningkat tipis 0,5 persen. Kondisi ini diperparah dengan sektor properti yang terkontraksi sebesar 12,9 persen, serta tingkat pengangguran yang naik menjadi 5,3 persen.

Dari sisi global, dilansir Antara, perhatian investor tertuju pada pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) milik The Fed. Mayoritas pelaku pasar memproyeksikan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, yang akan menurunkan suku bunga ke kisaran 4,0 hingga 4,25 persen. Meski demikian, sebagian pelaku pasar masih membuka kemungkinan penurunan yang lebih agresif hingga 50 basis poin.

Perdagangan di bursa saham global juga memberikan sinyal positif. Di Eropa, indeks Euro Stoxx 50 menguat 0,94 persen, DAX Jerman naik 0,21 persen, dan CAC 40 Prancis menanjak 0,92 persen. Sementara FTSE 100 Inggris sedikit melemah 0,07 persen.

Bursa saham Amerika Serikat juga ditutup menguat. Indeks S&P 500 naik 0,47 persen menjadi 6.615,31, Nasdaq menguat 0,94 persen ke level 22.348,75, dan Dow Jones menanjak 0,11 persen atau 220,42 poin ke 45.884,19.

Di kawasan Asia, indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 196,88 poin atau 0,44 persen ke posisi 44.962,00. Hang Seng Hong Kong naik 38,44 poin atau 0,14 persen ke level 26.476,55. Sebaliknya, indeks Shanghai melemah tipis 7,84 poin atau 0,19 persen ke 3.854,01, dan Strait Times Singapura turun 3,42 poin atau 0,20 persen ke level 4.334,94.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru