Loading
IHSG Melemah 88,58 Poin, Jumat (28/8) / Infobanknews)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka melemah signifikan pada perdagangan Jumat, 29 Agustus 2025. IHSG turun 88,58 poin atau 1,11 persen ke level 7.863,51. Indeks LQ45 juga ikut terkoreksi sebesar 1,19 persen ke posisi 801,91.
Menurut Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim, tekanan terhadap IHSG dipicu oleh kombinasi sentimen domestik dan global, termasuk potensi pelemahan menuju level support 7.900.
"Kami memperkirakan IHSG berpotensi melemah menuju support level 7.900 pada perdagangan Jumat,” ujar Ratna.
Dari dalam negeri, kondisi sosial dan politik yang memanas memberikan tekanan psikologis terhadap pasar. Aksi demonstrasi besar-besaran oleh ribuan buruh di depan Gedung DPR RI berakhir ricuh, diperburuk dengan insiden tewasnya seorang pengemudi ojek online yang terlindas kendaraan taktis Brimob pada Kamis malam.
Aksi demo ribuan buruh berakhir ricuh, terutama setelah adanya kejadian yang menimpa pengemudi ojek online (ojol) di Pejompongan, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/08) malam.
Dari kawasan Asia, pelaku pasar menantikan data Consumer Confidence Jepang periode Agustus 2025, yang diperkirakan sedikit turun pada level 33,5 dari sebelumnya 33,7 pada Juli 2025 yang juga mengalami penurunan dari bulan sebelumnya.
Pelaku pasar juga mencermati langkah bank sentral Korea Selatan yang mempertahankan suku bunga acuan tetap pada level 2,5 persen untuk kedua kalinya secara berturut-turut, sesuai dengan perkiraan pasar.
Selain itu, pelaku pasar mencermati dampak dari pemberlakuan tarif impor Amerika Serikat (AS) sebesar 50 persen terhadap India. PM India Narendra Modi akan melakukan tur ke Asia mulai Kamis (28/08) untuk bertemu para pemimpin China, Jepang, dan Rusia, di tengah meningkatnya tekanan akibat kebijakan tarif tinggi Presiden Trump terhadap ekspor India.
Dari kawasan Eropa, Jerman akan merilis data Retail Sales Juli 2025 yang diperkirakan turun 0,4 persen (mtm) dari sebelumnya naik 1 persen pada Juni 2025, dan akan dirilis data inflasi Jerman periode Agustus 2025 yang diperkirakan menjadi 2,1 persen dari 2 persen pada Juli 2025.
Pada Kamis (28/08), Inggris, Prancis dan Jerman meluncurkan proses 30 hari untuk menerapkan kembali sanksi PBB terhadap Iran atas program nuklirnya, sebuah langkah yang kemungkinan akan memicu ketegangan geopolitik.
Dari mancanegara, Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal II-2025 tumbuh 3,3 persen quartal on quartal (qoq), dari estimasi sebelumnya 3 persen (qoq), serta capaian minus 0,5 persen (qoq) pada kuartal I-2025.
Perekonomian AS yang tumbuh lebih tinggi, menambah ketidakpastian menjelang pertemuan The Fed pada September 2025. Selanjutnya, pelaku pasar akan mencermati data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index yang akan dirilis Jumat (29/08).
Pada perdagangan Kamis (28/08), bursa saham Eropa ditutup variatif, diantaranya Euro Stoxx 50 menguat 0,111persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,42 persen, indeks DAX Jerman turun 0,03 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 0,24 persen.
Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Kamis (28/08), diantaranya indeks S&P menguat 0,32 persen ke level 6.501,86, indeks Nasdaq Composite naik 0,53 persen ke 21.705,16, serta indeks Dow Jones Industrial Average naik 71,67 poin atau 0,16 persen ke 45.636,90,
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 176,29 poin atau 0,41 persen ke 42.652,00, indeks Shanghai menguat 16,58 poin atau 0,44 persen ke 3.860,30, indeks Hang Seng menguat 180,68 poin atau 0,73 persen ke 25.199,55, dan indeks Strait Times menguat 9,00 poin atau 0,21 persen ke 4.262,00.