Rabu, 31 Desember 2025

Indonesia Berhasil Tekan Tarif Ekspor ke AS Jadi 19%, Bukti Kuatnya Diplomasi Ekonomi di Era Prabowo


 Indonesia Berhasil Tekan Tarif Ekspor ke AS Jadi 19%, Bukti Kuatnya Diplomasi Ekonomi di Era Prabowo Ahmad Khoirul Umam, Ph.D., Direktur Pascasarjana Studi Hubungan Internasional Universitas Paramadina. (Foto: Dok. Humas Universitas Paramadina)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mencetak capaian strategis dalam bidang perdagangan internasional. Salah satu buktinya, tarif bea masuk produk ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) berhasil ditekan dari 32% menjadi 19%. Penurunan ini terjadi di tengah tren proteksionisme global yang sedang menguat, terutama di era Presiden AS Donald Trump yang dikenal dengan kebijakan dagang agresif.

Langkah tersebut menjadi indikator nyata dari kemampuan diplomasi ekonomi Indonesia yang adaptif dan tangguh dalam menghadapi tekanan geopolitik dunia. Ahmad Khoirul Umam, Ph.D., Direktur Pascasarjana Studi Hubungan Internasional Universitas Paramadina, menyebut pencapaian ini bukan hanya soal angka, tetapi juga menyangkut kapasitas negosiasi yang kuat dari pemerintah Indonesia di tengah situasi politik internasional yang tidak mudah.

“Capaian ini mencerminkan kepercayaan diplomatik yang tinggi antara Indonesia dan Amerika Serikat. Bahkan, dalam kondisi tanpa duta besar definitif di Washington DC saat itu, Indonesia tetap mampu memperjuangkan kepentingannya,” ujar Umam dalam keterangan tertulis diterima media ini Rabu (16/7/2025).

Ia menambahkan bahwa kemampuan Indonesia dalam memengaruhi kebijakan tarif AS menjadi sinyal penting bahwa Jakarta kini dipandang sebagai mitra dagang strategis di kawasan Indo-Pasifik. Menurutnya, pendekatan yang digunakan adalah pragmatic engagement yang konsisten, sehingga membangun kepercayaan di antara kedua negara.

Tantangan Berikutnya: Diversifikasi Pasar dan Produk Ekspor

Meski keberhasilan ini layak diapresiasi, Umam mengingatkan bahwa pemerintah tidak boleh berpuas diri. Justru, momen ini harus menjadi titik tolak untuk memperkuat strategi diplomasi ekonomi jangka panjang. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan pasar ekspor baru di luar pasar tradisional seperti Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah.

“Ketergantungan pada pasar lama harus dikurangi. Dunia sedang berubah, dan Indonesia harus lebih agresif menjangkau peluang di pasar baru,” tegasnya. 

Selain perluasan pasar, Umam juga menyoroti pentingnya menaikkan kualitas ekspor. Menurutnya, Indonesia harus mulai meninggalkan ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan fokus pada produk bernilai tambah melalui industrialisasi dan teknologi tinggi.

Usulan: Gugus Tugas Diplomasi Ekonomi dan Penguatan Industri Nasional

Dalam menyikapi dinamika global yang makin cepat berubah, Umam menyarankan pembentukan gugus tugas lintas kementerian yang fokus pada diplomasi ekonomi. Gugus tugas ini bertugas merespons tantangan perdagangan internasional sekaligus mendukung promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi nasional.

“Perwakilan Indonesia di luar negeri harus diberi kewenangan dan sumber daya untuk menjadi garda depan diplomasi ekonomi. Ini tidak bisa dijalankan oleh satu lembaga saja,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Umam menekankan pentingnya membangun ekosistem industri nasional yang kuat. Ia menyebut bahwa ketahanan ekonomi dimulai dari dalam negeri, seperti penguatan rantai pasok, dukungan terhadap riset dan inovasi, serta keberpihakan pemerintah pada produk dalam negeri melalui pengadaan barang dan jasa.

Momentum Perkuat Posisi Indonesia sebagai Kekuatan Regional

Penurunan tarif dari AS ini dinilai sebagai momentum penting bagi Indonesia untuk mempertegas posisinya sebagai kekuatan ekonomi regional. Dengan kebijakan yang visioner dan berbasis kepentingan nasional, Indonesia dinilai mampu menavigasi tantangan global sekaligus mengambil peran lebih besar di kawasan.

“Kalau fondasi ekonomi kita kuat, maka bukan hanya bertahan—Indonesia juga bisa memimpin di era global yang sedang berubah cepat,” tutup Umam.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru