Rabu, 31 Desember 2025

Ekspor UMKM Tembus Rp1,41 Triliun di Semester Pertama 2025, Kemendag Genjot Business Matching


 Ekspor UMKM Tembus Rp1,41 Triliun di Semester Pertama 2025, Kemendag Genjot Business Matching Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso. ANTARA/HO-Kemendag/am.

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Kinerja ekspor produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia menunjukkan tren positif sepanjang paruh pertama 2025. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, total nilai transaksi dari kegiatan penjajakan bisnis atau business matching ekspor UMKM mencapai 87,04 juta dolar AS atau sekitar Rp1,41 triliun.

Pencapaian ini disebut sebagai hasil dari strategi aktif Kemendag dalam membuka akses pasar internasional bagi pelaku UMKM. Menteri Perdagangan Budi Santoso menilai, business matching menjadi cara efektif menjembatani pelaku UMKM dengan pembeli dari luar negeri.

"Business matching adalah langkah konkret untuk menaikkan kelas UMKM Indonesia dan memperluas daya saing mereka secara global. Kami hadir sebagai fasilitator yang membuka peluang dan mempertemukan pelaku usaha dengan buyer internasional," ujar Budi dalam keterangan resminya, Rabu (9/7/2025).

Dari total transaksi tersebut, nilai purchase order (PO) tercatat sebesar 52,70 juta dolar AS, sementara potensi transaksi ke depan mencapai 34,34 juta dolar AS.

Ratusan Pertemuan Bisnis dan Peningkatan Signifikan

Sepanjang Januari hingga Juni 2025, Kemendag telah menyelenggarakan 356 kegiatan business matching, yang terdiri dari 241 sesi pitching dan 115 pertemuan langsung antara UMKM dan calon pembeli dari berbagai negara.

Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Fajarini Puntodewi, angka tersebut menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, yakni 26,78 persen dibandingkan periode Januari–Mei 2025 yang sebelumnya hanya mencapai 68,65 juta dolar AS.

"Kami ingin UMKM tidak hanya menembus pasar ekspor, tetapi juga tumbuh secara berkelanjutan. Karena itu, kami terus mendorong kolaborasi dan koneksi yang lebih strategis melalui kegiatan business matching ini," jelas Fajarini.

Fesyen, Cokelat, hingga Furnitur Jadi Primadona Ekspor

Khusus pada bulan Juni 2025 saja, nilai transaksi yang tercatat mencapai 18,39 juta dolar AS, berasal dari 16 pembeli dari delapan negara mitra dagang. Sektor produk yang paling diminati mencakup fesyen, kopi, cokelat bubuk, produk batik, furnitur, fiber board, jeli, dekorasi rumah, obat-obatan, serta makanan dan minuman olahan.

Sebanyak 140 UMKM ikut ambil bagian dalam 60 kegiatan business matching yang digelar selama bulan tersebut. Ini menjadi bukti antusiasme pelaku usaha lokal dalam menembus pasar global.

Komitmen Perkuat Ekosistem Ekspor

Kemendag menegaskan bahwa peningkatan ekspor UMKM merupakan bagian dari program prioritas kementerian dalam memperkuat ekosistem ekspor nasional. Dengan menjadikan pelaku UMKM sebagai aktor utama dalam rantai perdagangan global, pemerintah berharap terjadi pemerataan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas.

"Dorongan ekspor UMKM bukan sekadar misi dagang, tetapi bagian dari strategi pembangunan ekonomi nasional yang inklusif," tutup Fajarini dikutip Antara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru