Loading
SALAH satu suku tua di Nusantara yang terkenal dengan adat istiadatnya yang unik dan khas adalah suku Sasak di Pulau Lombok, NTB. Suku Sasak diperkirakan telah ada selama 1.500 tahun lalu. Dan suku Sasak asli terletak di Desa Sade, Kecamatan Muju, Kabuaten Lombok Tengah, NTB. Keunikan desa dengan dengan tradisi langka ini masih menjadi salah satu daya tarik dan obyek wisata di Pulau Lombok.
Salah satu tradisi unik dan menarik wisatawan untuk datang ke sana adalah tradisi kawin culik calon istri. Tentu ada daya tarik lain di Pulau Lombok yang hingga kini menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan dari dalam dan luar negeri, seperti bangunan tradisional, seni menenum songket dan kain tradisional yang khas suku Sasak asli.
Yang menarik dan selalu membuat para wisatawan penasaran dan datang untuk melihat dan menyaksikannya secara langsung adalah tradisi menculik gadis atau wanita yang dilakukan laki-laki calon suami yang hendak menikahinya. Tradisi ini sudah dilakukan selama ratusan tahun dan berlangsung sampai sekarang.
Proses penculikannya, sang pemuda harus melakukan penculikan di tengah malam dan dibawa ke rumah kerabatnya. Setelah penculikan itu berhasil, baru diberitahukan kepada pihak keluarga wanita atau si gadis terkait dengan rencana pernikahannya.
Keberhasilan dalam menculik gadis atau wanita yang hendak dinikahinya dinilai dan dirasakan sebagai sikap ksatria. Bagi pemuda asal suku Sasak, akan merasa tidak ksatria jika pemuda datang dan dengan sopan meminta restu dari keluarga wanita untuk meminang anak gadisnya.
Tradisi menculik ini memang dinilai sebagai suatu paksaan karena setelah menculik pihak keluarga wanita mau tidak mau harus merestui perkawinan mereka, karena anak gadisnya sudah ada di tangan sang pemuda, dan tidak akan dikembalikan begitu saja. Apalagi ini tradisi khas adat suku Sasak yang diakui dan dilindungi adat Sasak sendiri.
Harus digarisbawahi, proses penculikan itu harus benar-benar tidak ketahui oleh pihak keluarga wanita. Kalau sampai ketahuan, akan dinyatakan sebagai penculikan yang gagal dan pernikahan pun gagal. Sang pemuda yang menculik pun akan merasa malu karena dinilai tidak cekatan, tidak hebat dan kesatriaannya diragukan.
Sejarah penculikan wanita atau gadis suku Sasak ini bermula di masa lalu, dimana seorang raja memiliki putri cantik dan diincar banyak pemuda untuk bisa menikahinya. Sang raja tidak tinggal diam, lalu sang raja membangun kamar khusus dengan penjagaan pengawal yang ketat. Sang raja kemudian mengadakan sayembara bahwa pemuda yang dapat menculik putrinya, bisa menikahinya.
Artinya, sang pemuda yang berhasil menculik sang putri, pasti bukan pemuda sembarangan. Diyakini sang pemuda memiliki sikap ksatria, memiliki ilmu kesaktian. Maka ia pantas menikahi putri sang raja.