Loading
APABILA ditelusuri, ada ribuan atau jutaan tempat angker dan menyeramkan, juga penuh misteri di dunia yang membuat bulu kuduk berdiri, baik di laut, sungai, danau, gunung, gua, gedung, rumah sakit, kampus, kantor, jalan raya, hingga rumah.
Namun, semua itu pasti ada tingkat keangkerannya. Sehingga, tidak banyak tempat di dunia yang namanya benar-benar menciptakan kesan angker dan sangat mengerikan. Di antara tempat-tempat yang dikesankan sangat mengerikan itu yang disebut di sini, misalnya Pulau Boneka di Meksiko, Pulau Ular Berbisa di lepas Pantai Brasil yang dihuni jutaan ular berbisa, Danau Tengkorak di kawasan Uttarakhand di India, Himalaya, dan kuil tikus yang terletak di Gurun Rajasthan, dan lain-lain
Dari sekian banyak tempat angker itu, ada salah satu tempat yang boleh dikatakan sangat angker adalah sebuah lubang di Turkmenistan yang dinamakan Gerbang Neraka. Gerbang Neraka ini terletak di padang pasir Karakum, pusat Turkmenistan, kawah gas Darvaza telah terbakar selama 50 tahun lebih non-stop.
Bagaimana persisnya tempat angker ini? Yang sering dituturkan bahwa konon, sekelompok pakar geologi datang ke Karakum untuk mencari tambang gas. Setelah menemukan lokasi yang potensial, mereka pun memulai pengeboran. Ternyata, lokasi tersebut berada tepat di atas kantung gas sehingga tanah pun runtuh dan mengubur seluruh peralatan yang ada.
Keruntuhan tersebut juga memicu reaksi dari batu-batu sendimen di sekitarnya dan menciptakan beberapa kawah sekaligus. Salah satunya berdiameter 69 meter dengan kedalaman 50 meter. Kawah berdiameter 69 meter tersebut tak henti-hentinya mengeluarkan gas metana.
Meski tidak beracun, metana mengusik keberadaan oksigen dan membuat semua makhluk di daerah tersebut sulit bernapas dan mati. Selain itu, metana juga sangat mudah terbakar dan berpotensi menciptakan ledakan hebat.
Untuk itu, para peneliti pun memutuskan untuk menyalakan api di kawah Darvaza dengan harapan agar seluruh gas di area tersebut terbakar dan hilang dalam waktu beberapa minggu. Namun, perkiraan tersebut berubah, dan hingga kini kawah gas Darvaza masih terus menyala.
Apinya yang menghipnotis tidak hanya menarik perhatian ratusan turis dari berbagai belahan dunia. Hingga pada 2010, mantan presiden Turkmenistan, Kurbanguly Berdymukhamedov, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai api Darvaza yang diduga menghabiskan persediaan gas di area tersebut. Dia pun memerintahkan agar api tersebut dimatikan, tetapi hingga kini belum ada tindakan nyata yang dilakukan.
Misteri Darvaza baru mulai terkuak ketika penjelajah George Kouronis yang bekerja sama dengan National Geographic dan perusahaan travel Kensington Tours menjadi manusia pertama yang mencapai dasar kawah tersebut pada 2013.
Misi Kouronis adalah mengambil sampel dari lantai kawah agar para peneliti dapat mengetahui ada tidaknya kehidupan di dalam Darvaza. George Kouronis turun ke dasar kawah Darvaza.
Untuk melakukannya, Kouronis menjalani persiapan selama 18 bulan, termasuk berlatih dengan pakar laga agar tidak panik ketika terbakar. Lalu, dilengkapi dengan alat pernapasan khusus, pakaian yang memantulkan panas, dan sabuk memanjat yang terbuat dari Kevlar agar tidak meleleh;
Kouronis turun ke dasar Darvaza. Berbicara kepada National Geographic, Kouronis mendeskripsikan pengalamannya seperti mendarat di planet lain. Dia melihat Darvaza sebagai “koloseum api” yang terbuat dari ribuan api-api kecil dan berbunyi seperti mesin jet, sehingga terlihat sangat mengerikan.
“Ada hal yang sangat aneh dan penuh misteri, karena ditemukan beberapa bakteri yang hidup di dasar dan merasa nyaman dalam temperatur tersebut. Namun, yang lebih penting adalah fakta bahwa bakteri-bakteri itu tidak ditemukan di tanah sekitar kawah,” ucapnya.
Kouronis melanjutkan, di luar tata surya kita, ada banyak planet yang kondisinya mirip dengan bagian dalam kawah ini. Mengetahui bahwa ada hal misteri di situ dimana ada kehidupan yang bisa bertahan di dalamnya, mengantarkan kita untuk meneliti kehidupan di planet lain di luar bumi. (Diolah dari berbagai sumber)