Loading
Meta perkuat Whatsapp dengan fitur antipenipuan untuk lansia. (Pixabay)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Meta memperkenalkan fitur deteksi penipuan baru di aplikasi pesan instan WhatsApp dan Messenger sebagai bagian dari upaya global untuk melindungi pengguna, khususnya kalangan lanjut usia, dari aksi penipuan daring.
Dikutip dari TechCrunch pada Selasa (21/10), Meta akan menampilkan peringatan di WhatsApp ketika pengguna mencoba berbagi layar selama panggilan video dengan kontak yang tidak dikenal. Langkah ini diambil karena metode berbagi layar kerap dimanfaatkan penipu untuk mencuri informasi sensitif seperti data perbankan dan kode verifikasi.
Sementara di Messenger, sistem akan menandai pesan yang dinilai mencurigakan dan memberi opsi bagi pengguna untuk mengirim pesan tersebut ke sistem kecerdasan buatan (AI) untuk dianalisis lebih lanjut. Jika pesan dianggap berisiko, pengguna akan menerima peringatan dengan tulisan “berhati-hatilah, Anda berisiko kehilangan uang” disertai contoh modus umum seperti investasi palsu, tawaran kerja jarak jauh, atau penipuan berkedok asmara.
Meta, dilansir Antara, mengungkapkan telah menindak sekitar delapan juta akun yang terlibat dalam aktivitas penipuan daring sepanjang paruh pertama 2025. Jaringan tersebut terdeteksi beroperasi di sejumlah wilayah seperti Myanmar, Laos, Kamboja, Uni Emirat Arab, dan Filipina. Selain itu, lebih dari 21 ribu halaman dan akun Facebook yang berpura-pura menjadi layanan pelanggan juga telah dihapus.
Penipuan daring terhadap lansia biasanya menggunakan pendekatan emosional dan rekayasa sosial untuk memanfaatkan korban yang kurang berpengalaman dalam penggunaan teknologi atau mengalami gangguan kognitif. Para pelaku sering kali menargetkan individu yang kesepian untuk memanipulasi dan menguras tabungan mereka.
Untuk mengatasi hal tersebut, Meta juga menghadirkan fitur tambahan seperti kartu konteks, pengingat keamanan, dan peringatan mengenai modus penipuan pembayaran instan melalui layanan WhatsApp Safety Center.
Selain langkah teknis, Meta turut bergabung dengan National Elder Fraud Coordination Center, sebuah inisiatif nirlaba yang melibatkan lembaga penegak hukum dan perusahaan besar seperti Amazon, Google, Microsoft, dan Walmart untuk memerangi kejahatan siber yang menargetkan lansia.