Bapak Presiden Jokowi, Selamat Datang di Pulau Naga


 Bapak Presiden Jokowi, Selamat Datang di Pulau Naga Pulau Flores yang dikenal, dalam tradisi adat budayanya disebut 'Nuha Ula' dalam bahasa Lamaholot di Kabupaten Flores Timur, 'Nuhan Ular Naga Sawaria' (Istimewa)

Oleh: Simply da Flores

SETELAH tertunda jadwal kunjungan Presiden RI, Ir. Joko Widodo, dalam rangka peresmian proyek bendungan Napun Gete di Kecamatan Waiblama - Kabupaten Sikka, maka direncanakan kembali untuk kedatangan Presiden pada tanggal 23 FebruarI 2021. Terjadwal bahwa sebelum ke Kabupaten Sikka, Presiden akan berkunjung ke Kabupaten Sumba Tengah. Selamat datang Bapak Presiden di Pulau Naga: Nuhan Naga Sawaria.

Tersebar info di media, soal pembahasan ulang agenda acara kunjungan Presiden ke Kabupaten Sikka, dimana ada usulan dari Pemda dan DPRD, agar harus ada acara penerimaan secara adat budaya, baik di bandara dan di lokasi peresmian proyek.

Sebagai masyarakat tawa tana'-warga Kabupaten Sikka, generasi pewaris yang juga peduli dan meminati adat budaya, saya sangat setuju mendukung harus adanya penerimaan secara adat budaya.

Cinta dan Doa

Alasan urgensi penerimaan Presiden secara adat budaya adalah sebuah ungkapan cinta akan pemimpin negara yang datang kepada masyarakat. Masyarakat yang memiliki nilai luhur, warisan khasanah adat budaya leluhur, mau mengungkapkan harkat martabat dan eksistensi dirinya. "Kami ada, kami tahu hormat, kami punya harga diri, kami mencintai pemimpin, kami sayang kepada seorang saudara sebangsa-setanah air, kami bangga kepada pelayanan dan pengabdiannya bagi bangsa dan negara ini; bapak Presiden Joko Widodo yang baru pertamakali datang ke Kabupaten Sikka.

Oleh karena itu, kami masyarakat yang diwariskan nilai leluhur, berkewajiban  memberikan doa untuk Presiden - Pemimpin Negara. Doa syukur menyambut kedatangan dan  kehadirannya, doa terimakasih atas jasa pengabdiannya, doa memohon keselamatan perjalanannya dalam rangka peresmian bendungan, sekaligus doa memohon berkat bagi tugas pelayanan beliau selanjutnya. Tidak lupa doa memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi Presiden dan keluarga, rombongan, serta segenap pejabat negara yang bekerja bersama beliau untuk mengabdi bangsa dan NKRI tercinta.

Penerimaan secara adat budaya diharuskan saat kedatangan beliau di bandara, artinya Pemerintah Daerah  atas nama segenap masyarakat Kabupaten Sikka, serta segenap leluhur dan penjaga alam menyatakan cinta dan memanjatkan doa kepada Allah atas peristiwa bersejarah kedatangan Presiden di wilayah ini.

Kemudian lebih khusus, di tempat acara peresmian proyek bendungan, alasanya karena masyarakat komunitas adat budaya di lokasi sarana ini pun penting. Penting atas hadirnya sarana baru ini, penting untuk keselamatan masyarakat penerima manfaat dan Presiden,  penting untuk keamanan fisik bendungan dan para petugas dalam pengelolaan bendungan selanjutnya.

Satu penegasan prinsip, bahwa sehebatnya manusia berkarya, tetapi semuanya bersumber pada kebesaran penyelenggaran Sang Pencipta, termasuk dalam pembanguan, pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam. Kemutlakan doa dan cinta kepada sesama, leluhur dan alam, sebagai ungkapan iman, cinta dan syukur kepada Sang Pencipta, sebagaimana yang diwariskan leluhur dalam setiap kearifan adat budaya di seluruh negeri ini. Dimana tanah dipijak, disitu langit dijunjung.

Soal protokol keamanan, dan khusus protokol kesehatan selama pandemi COVID-19,  sangat penting dan harus dilakukan, tetapi tidak mengabaikan keharusan acara penerimaan adat budaya kepada Presiden.

image_18agustus_konstruksi_bendungan

Pulau Naga: Nuhan Naga Sawaria

Pulau Flores yang dikenal, dalam tradisi adat budayanya disebut 'Nuha Ula' dalam bahasa Lamaholot di Kabupaten Flores Timur, 'Nuhan Ular Naga Sawaria' dalam bahasa Krowe dan Tana Ai di Kabupaten Sikka, 'Nusa Nipa' dalam bahasa Lio di Kabupaten Ende, 'Nutja Lale' dalam bahasa di Kabupaten Manggarai.

Dalam adat budaya di bagian tengah wilayah Kabupaten Sikka, yakni Krowe-Iwan ada ungkapan spiritual adat budaya dari pulau Flores ini yakni "Krowe Iwan, Nuhan Ular Tana Loran, Nuhan Naga Sawaria. Naga kakak Tana unen, Sawaria gole ilin".(terjemahan bebas: Krowe Iwan adalah bagian tengah Pulau Naga. Naga bersemayam dalam Tanah, phyton melingkari gunung).

Leluhur mewariskan semangat spiritual bahwa Naga dan Phyton sebagai simbol sakral keramat dari Sang Pencipta untuk menjaga alam lingkungan, agar lestari dan sungguh dipergunakan oleh manusia dengan bijak dan bertanggungjawab demi kelangsungan hidupnya. Tagihan kewajibannya adalah tidak lupa bersyukur dalam seluruh peristiwa relasinya dengan alam lingkungan, tanah air yang memberi manusia hidup. Ritual Adat budaya adalah salah satu bagian penting dalam menjaga relasi harmonis dengan sesama, leluhur dan alam, sebagai ungkapan hormat, cinta dan doa kepada Sang Pencipta. Jika tidak dilakukan, maka alam dan Leluhur akan memberi teguran dan bisa marah kepada manusia. Akibatnya pasti merugikan kehidupan pribadi dan masyarakat, serta pemimpin adat budaya dan Pemerintah.

Presiden Joko Widodo sudah dua kali ke Pulau Flores di Labuan Bajo, bagian ekornya Pulau Naga. Di sana pun diterima dengan acara adat budaya. Dan kali ini ke Kabupaten Sikka, bagian tengah Pulau Naga, Tana Loran Nuhan Naga Sawaria, maka masyarakat adat budaya di sini merasa berkewajiban menyatakan 'doa dan cintanya kepada Presiden NKRI secara adat budaya. Patut dicatat, bahwa di pulau Flores didiami oleh puluhan komunitas adat budaya, bahkan harus dipatrikan sebagai Taman Mini Bhineka Tunggal Ika bangsa; dimana di pulau Flores ini, Sang Proklamator mendapat 'ilham' tentang Pancasila, sekaligus menghirup 'oksigen toleransi' antar suku - adat - agama dan bangsa'.

Pancasila Tawa Tana

Urgensi prinsip nilai luhur adat budaya tersebut, pernah dirumuskan oleh seorang tokoh wakil rakyat Kabupaten Sikka masa lalu, yakni alm. Guru Robert Raga, dengan mengarang lagu tentang Panca Sila dalam bahasa adat budaya Krowe. Bisa disebut lagu Pancasila Tawa Tana (Pancasila bahasa adat budaya setempat-bahasa Krowe Iwan).

Teks lagunya sebagai berikut:

INA NIAN TANA WAWA, INA METEN AMIN GETE.

AMA LERO WULAN RETA, AMA PAOT AMI MOSAN (Sila 1)

HIGI MITAN, MEIT NAHA BA'IT GANU PLEA GANU KLEGANG. HERE MERAN, ETAT NAHA

BELAR GANU ROHO GANU TOLEN (Sila 2)

LUNUN WI'IT GANU WUNUN, GANU WUNUN HU'U WAU.

BOER WI'IT GANU NOAN,GANU NOAN LERO WAWA (Sila 3).

PUTER BELI MUDENG MUDENG, GANU DU'A PUREK PUTER KAPA.

DOTO BELI MOLO MOLO, GANU MO'AN JOGO DOTO WIRO

(Sila 4)

TUKE AMI GANU TENA INAN, LOPA BLIKON LOPA LION.

TUBAR AMI GANU JONG JAWA, LOPA KILING LOPA KOLOK.

(Sila 5).

Menuliskan lagu yang sudah memasyarakat ini, sebagai penegasan tentang Pancasila adalah milik masyarakat adat budaya di Kabupaten Sikka, juga terlahir dari warisan kearifan leluhur. Leluhur yang mengharuskan mutlaknya upacara adat, ungkapan doa - cinta dan hormat, kepada sesama, pemimpin, leluhur dan alam semesta; sebagai sujud syukur dan cinta kepada Sang Pencipta.

Lagu Pancasila Tawa Tana'-ungkapan teks Pancasila dalam bahasa adat budaya, di wilayah Pulau Naga Sawaria, Pulau Flores adalah sebuah bentuk patriotisme dari masyarakat adat di Kabupaten Sikka, pewaris Pulau Naga Sawaria, sekaligus 100% warga NKRI dan warga dunia.

Dengan beberapa catatan di atas, sekali lagi saya menyatakan harapan dan dukungan agar acara penerimaan secara adat budaya di Kabupaten Sikka saat kedatangan Presiden di Bandara serta di lokasi peresmian proyek bendungan harus ada dalam rangkaian keseluruhan acara kunjungan Presiden Joko Widodo nanti. Kiranya Lagu Pancasila Tawa Tana dapat dinyanyikan untuk beliau saat di ruang VIP bandara, sebagai bagian doa dan cinta untuk Sang Pemimpin. Presiden-Kepala Negara mengunjungi masyarakat-rakyat di Kabupaten Sikka, di Pulau Naga Sawaria. SELAMAT DATANG BAPAK PRESIDEN, Nian Naga deri bui, Tana Sawaria plamang Nawang, riwun ngasun Kabupaten Sikka boajoang himo Moan Presiden.

Tabe, Epan gawan.

Simply da Flores, Pemerhati Sosial, Budaya dan HAM, Direktur Harmoni Institut.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Suara Kita Terbaru