Loading
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Gaung Pilpres 2019 mulai panas. Sejumlah nama bakal calon pun sudah mulai beredar dan dirilis oleh sejumalh lembaga survei di tanah air. Dua nama yang juga merupakan "calon daur ulang" Pilpres 2014 Joko Widodo dan Prabowo Subianto pun disebut-sebut bakal kembali tampil pada perhelatan politik pilpres yang bakal digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) 2019.
Lalu, bagaimana dengan nama Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Izha Mahendra yang konon didorong untuk maju bertarung di Pilpres 2019? Jawaban dari pakar hukum tata negara ini pun belum jelas. Antara maju dan tidaknya atas dorongan PBB di Pilpres 2019. Bahkan Yusril mengaku dirinya masih fokus memuluskan partainya PBB kembali duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Parlemen Senayan untuk mengisi kekosongan dalam beberapa waktu ini.
"Sekarang bagaimana baiknya melangkah, mudah-mudahan bisa memenangkan pemilihan dan meneruskan perjuangan pengurus partai,"kata Menteri Hukum dan Perundang-undangan periode 2001-2004 itu kepada wartawan di Kantor Komite Pemenangan Pemilu PBB, di Jakarta, Kamis (15/2/2018).
Yusril juga mengaku, tidak mau terlalu pusing untuk ditanya apakah mau jadi calon presiden atau akan menjadi calon wakil presiden.
"Kita Biarkan saja ini berjalan, tapi segala kemungkinan yang terjadi itu. Saya harus siap menghadapinya," jelas Yusril.
Menurutnya, terpilih atau tidaknya seseorang untuk menjadi pemimpin negeri adalah garis tangan dari Allah SWT. Oleh karenanya hal itu bukan semata-mata persoalan mampu atau tidak menjadi presiden.
"Tahun 1999 lalu, saya terpilih menjadi calon presiden, namun karena garis tangan belum ada, rontoklah itu. Apalagi, saat itu ada Gus Dur," kata Yusril yang pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) periode 2004–-2007 yang lalu itu.
Dijelaskan, bahwa yang terpenting adalah memilih pemimpin yang jangan asal sebut karena nantinya pemimpin yang terpilih harus membawa nama depan bangsa.
"Calon itu kalau sudah jadi presiden yang bersih ya begini, dia menjalankan pemerintahan begini, dia mengatasi persoalan begini, dia memecahkan persoalan-persoalan begini caranya, dia membawa bangsa ini melangkah ke depan lebih baik di tengah persaingan global. Begitu caranya," beber pakar hukum tata negara yang sempat gagal terpilih sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2017 itu.
Memang hingga kini belum ada pembicaraan khusus terkait pencalonan dirinya menjadi calon Presiden RI dalam Pilpres 2019. Kalau pun memang nantinya ada pembicaraan, ia menilai, akan banyak pesan yang bisa disampaikan.
"Intinya, mau menerima atau menolak yang tak tahu, karena semua ini harus dibicarakan terlebih dahulu. Ini bukan sekedar menang jadi presiden, tapi setelah terpilih di mana dia menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa ini,"beber Yusri Izha Mahendra sebagaimana diberitakan teropongsenayan, Jumat (16/2/2018).