Saran Ahli Kesehatan di Masa Pandemi Agar Tetap Produktif


 Saran Ahli Kesehatan di Masa Pandemi Agar Tetap Produktif Ibu hamil yang bekerja di masa pandemi. (Net)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Memasuki era new normal di masa pandemi ini, roda ekonomi mau tidak mau harus terus berjalan demi kesejahteraan hidup. Masyarakat pun, yang semula menjalankan masa DirumahAja, kini tengah memulai aktivitas dan memilih ‘berdamai dengan corona’.

Bagi para pekerja yang tidak memiliki penyakit penyerta maupun tanpa gangguan, menjalani dengan kewaspadaan sembari mengikuti aturan protokol kesehatan yang disiarkan pemerintah. Dr. Franciscus Caracciolo Christofani Ekapatria SpOG-KFER, Dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Siloam Lippo Village, mengungkapkan aturan ini juga berlaku bagi para ibu hamil yang juga terpaksa bekerja di masa pandemi ini.

“Pada prinsipnya orang yang hamil atau tidak hamil resiko terpaparnya sama. Tipsnya tidak berbeda dengan apa yang disampaikan oleh gugus tugas atau Presiden Joko Widodo sesuai dengan protokol kesehatan yaitu physical distancing, memakai masker dan cuci tangan,” papar Dr. Christo. Ia pun melanjutkan, sampai saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa seorang ibu yang tengah mengandung dan terpaparkan Covid-19, kemungkinan menularkan virus tersebut pada bayi yang dikandungnya. “Tetapi apabila ibu hamil terpapar virus corona resikonya adalah prematuritas dan bayinya lebih kecil.. Bayi juga harus dijauhkan dari si ibu karena bayi bisa tertular,” jelas dokter ahli kebidanan tersebut.

Selain menjaga kesehatan diri dan janin yang dikandungnya, seorang ibu juga diharapkan dapat menjaga kesehatan anggota keluarga di masa pandemi ini.

Pertama, fleksibel dalam beradaptasi. Adaptasi fisik dimulai dari bekerja dari rumah (work from home/WFH), belajar dari rumah dan tidak keluar rumah, adaptasi mental psikologi spiritual dengan mengontrol emosi, meningkatkan rasa syukur, dan mendekatkan diri kepada Tuhan, penguasa kehidupan.

Kedua, mengubah gaya hidup keluarga melalui gaya hidup lebih sederhana dengan menghemat semua pengeluaran, masak makanan bersama keluarga, merawat pekarangan, menghindari pemborosan, dan sebisa mungkin untuk menghindari utang agar keluarga dapat bertahan hidup.

Ketiga, mengatur waktu dan aktivitas sebaik mungkin. Dengan kata lain, bisa membagi kegiatan individu dan kegiatan bersama keluarga. Untuk menghilangkan kejenuhan, ciptakan waktu pribadi buat kegiatan individu yang disukai dan disepakati bersama.

Keempat, menjaga tradisi dan kebiasaan positif keluarga, seperti gotong royong, saling peduli dan menasihati untuk menciptakan ketergantungan, kebersamaan, dan kekompakan keluarga.

Kelima, menjaga keeratan dan kelekatan keluarga melalui komunikasi dan interaksi yang baik.

Dari sisi pemerintah, menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, BKKBN terus berupaya membuat regulasiregulasi untuk memayungi pelayanan KB era new normal yang tetap memperhatikan data-data lapangan. “Di antaranya sistem pelayanan KB di era new normal yang dibuat BKKBN meliputi protokol pelayanan KB, jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi tingkat faskes/praktik mandiri, penggerakan dan komunikasi informasi edukasi (KIE), serta protokol pendampingan keluarga dan kolaborasi kemitraan,” ungkapnya.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Parenting Terbaru