Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki Guyur Flores Timur dengan Hujan Pasir dan Kerikil


  • Selasa, 17 Juni 2025 | 23:56
  • | News
 Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki Guyur Flores Timur dengan Hujan Pasir dan Kerikil Gunung Lewotobi Laki-Laki erupsi hebat, kolom abu capai 11.584 meter di atas permukaan laut. (Foto: Istimewa)

FLORES TIMUR, ARAHKITA.COM - Letusan eksplosif Gunung Lewotobi Laki-laki kembali mengguncang Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Erupsi yang terjadi pada Selasa (18/6/2025) petang menghasilkan kolom abu tebal yang menjulang hingga 11.584 meter di atas permukaan laut, disertai hujan abu, pasir, dan kerikil yang menyebar luas ke berbagai wilayah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa kondisi di sekitar gunung sangat terbatas untuk diakses karena gelap dan diselimuti material letusan. Tim reaksi cepat yang berada di lokasi menyebutkan bahwa hujan kerikil dan abu vulkanik menyulitkan proses pemantauan lebih lanjut.

“Situasi di lapangan sangat gelap dan penuh abu, ditambah hujan kerikil yang menghambat mobilitas tim,” ujar Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam pernyataan resmi dari Jakarta.

Meski erupsinya tergolong kuat, hingga kini belum ada laporan resmi terkait korban jiwa maupun kerusakan dari pemerintah desa sekitar. “BPBD Flores Timur belum menerima informasi adanya warga terdampak,” tambahnya.

Namun, sejumlah wilayah permukiman yang berada di luar zona bahaya turut merasakan dampak hujan pasir. Desa Boru, Hewa, dan Watobuku termasuk yang terpapar material vulkanik. Warga Desa Nurabelen, Kecamatan Ile Bura, telah memilih mengungsi ke titik aman di Konga demi keselamatan.

Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki yang terletak di Desa Pululera juga terdampak langsung. Para petugas pos telah dievakuasi ke Gereja Pululera yang berjarak sekitar 1,2 kilometer dari pos pemantauan. Beberapa warga lainnya memilih mencari perlindungan ke Desa Nileknoheng, sekitar 12 kilometer dari kawah gunung.

BNPB bersama Badan Geologi Kementerian ESDM terus melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas vulkanik. Seismograf mencatat masih adanya tremor dan beberapa gempa yang menandakan aktivitas magma masih berlangsung di dalam perut bumi.

“Terpantau satu kali gempa hembusan, gempa tremor non-harmonik, dua kali gempa vulkanik dalam, serta empat gempa tektonik jauh,” terang Abdul Muhari dikutip Antara.

Data terbaru menunjukkan aktivitas erupsi berlangsung hingga pukul 19.37 Wita, meski kolom abu sudah tak terlihat. Namun, alat pemantau masih mencatat gempa dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi mencapai 8 menit lebih.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan pemerintah setempat, dan selalu memakai masker atau penutup hidung saat beraktivitas di luar ruangan, terutama di area terdampak hujan abu vulkanik.

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru