-
-
-
Loading
Loading
anggota DPR F-PDIP Masinton Pasaribu. (RMOL)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Saat ini diketahui hubungan PDIP dan Partai Demokrat sebagaimana dikabarkan sedang menegang. Hal itu menyusul pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyerang PD saat menanggapi 'nyanyian' Setya Novanto.
Novanto menyebut Puan Maharani dan Pramono Anung yang juga elite PDIP ikut menerima uang USD 500.000 dari proyek e-KTP.
Terkait itu, anggota DPR F-PDIP Masinton Pasaribu mengingatkan agar PD tidak terlalu membawa perasaan (baper) terkait ketegangan dengan PDIP.
"Kami nggak pernah bersitegang. Kami kan cuma meletakkan duduk persoalannya bahwa ada yang coba menyeret-nyeret persoalan e-KTP ini menjadi pertanggungjawaban PDIP.
Sementara pada saat pembahasan anggaran e-KTP ini tahun 2011 itu PDIP kan bukan partai pemerintah. Partai pemerintah kan teman-teman juga tahu siapa yang memerintah," kata Masinton di Warung Daun, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (24/3/2018).
"Kita cuma meletakkan duduk persoalannya. Jadi jangan baper juga kalau dengar itu. Kita ngomong fakta, jangan apa-apa baper," imbuhnya.
Lanjutnya, Puan sendiri telah menjawab bahwa PDIP pada saat proyek e-KTP itu bergulir memang merupakan partai oposisi. Sekjen PD Hinca Pandjaitan kemudian mengkritik hal tersebut dan menyebut sikap PDIP itu menggelikan karena terkesan cuci tangan.
Masinton pun menanggapi enteng. "Yang bilang cuci tangan itu suruh cuci muka dulu aja," kata dia.
Meski disebut tidak akur, Masinton menyebut partainya masih membuka ruang koalisi dengan siapa pun. Dia meyakinkan persoalan hukum tidak akan mempengaruhi persoalan politik.
"Kalau kita, PDIP, welcome saja berkomunikasi dan berkoalisi dengan partai mana pun. Kita tidak mengaitkan persoalan ranah penegakan hukum dengan persoalan-persoalan politik," ujarnya dengan santai.
