Proyek Homecoming, Imigran Ilegal Bisa Pulang Gratis dan Dapat Uang dari Trump


 Proyek Homecoming, Imigran Ilegal Bisa Pulang Gratis dan Dapat Uang dari Trump Donald Trump memposting bahwa perdagangan AS-Tiongkok telah 'diatur ulang sepenuhnya' setelah perundingan dagang di Swiss mencapai 'kemajuan besar'. (Foto: Francis Chung/EPA)

ANKARA/ISTANBUL, ARAHKITA.COM  - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (9/5/2025) meluncurkan program kontroversial bernama Project Homecoming yang menawarkan tiket pesawat gratis dan bonus sebesar US$1.000 bagi imigran ilegal yang bersedia pulang ke negara asal secara sukarela. 

Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menekan biaya deportasi dan mengurangi jumlah imigran ilegal di AS.

Dalam pernyataan resmi, Gedung Putih menjelaskan bahwa kebijakan itu mencakup aplikasi CBP Home (Customs and Border Protection/Bea Cukai dan Patroli Perbatasan) dan program Free Return Home atau "Pulang Gratis ke Rumah".

Berbagai metode, termasuk aplikasi CBP Home, akan digunakan untuk membentuk mekanisme yang memungkinkan “imigran ilegal segera meninggalkan wilayah Amerika Serikat.”

Biaya penerbangan bagi imigran ilegal yang memilih untuk keluar secara sukarela dan permanen akan ditanggung oleh pemerintah federal, menurut keterangan resmi tersebut.

Mereka yang bersedia meninggalkan AS juga akan menerima "bonus keluar", yakni insentif yang dimaksudkan untuk menutupi biaya perjalanan serta membantu proses relokasi.

Dalam unggahan di media sosial, Trump menulis: "Hari ini, saya menandatangani Perintah Eksekutif untuk meluncurkan program deportasi mandiri pertama."

"Migran ilegal yang tetap tinggal di Amerika akan menghadapi sanksi, termasuk deportasi mendadak, di tempat dan cara yang sepenuhnya menjadi kewenangan kami. UNTUK SELURUH IMIGRAN ILEGAL: PESAN PENERBANGAN GRATIS ANDA SEKARANG JUGA!" tulisnya dikutip Antara.

Langkah itu muncul hanya beberapa hari setelah pemerintah AS menawarkan insentif 1.000 dolar AS (sekitar Rp16,5 juta) bagi imigran ilegal yang bersedia pulang secara sukarela.

Langkah Anti-Imigrasi Trump

Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari 2025, Trump telah membatalkan penggunaan aplikasi CBP One yang sebelumnya digunakan untuk jalur imigrasi legal.

Trump juga memerintahkan persiapan pusat penahanan di Teluk Guantanamo, Kuba, yang dirancang untuk menampung hingga 30.000 migran yang tinggal secara ilegal di AS.

Menteri Pertahanan, Pete Hegseth, menyebut fasilitas tersebut sebagai “tempat yang sempurna” untuk menahan para migran yang akan dideportasi.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru