Loading
JASRIL, pria asal Padang, atau dari Tanah Minang, ini merupakan seorang pria yang selama 35 tahun berkecimpung dalam bisnis atau usaha pengendalian pasar, mulai dari mengelola pasar dan koordinator para pedagang kaki lima, di pasar tradisional, hingga pasar swalayan, mall atau plaza. Karena itu, Jasril sering dijuluki masyarakat dan Pemda Kota Tangerang sebagai aktivis pedagang pasar kaki lima atau pendekar pedagang dari Minangkabau.
Separuh dari hidupnya atau seluruh kerjanya dalam mengais rezeki dihabiskannya untuk memerjuangkan nasib para pedagang di Kota Tangerang dan sekitarnya. Hati dan jiwanya sudah terikat dengan nasib para pedagang pasar. Dan karena sudah puluhan tahun berjuang dengan para pedagang di hampir seluruh pasar di Kota Tangerang itulah banyak pedangan di kota ini mengenalnya.
Ketika ditanya kenapa bisa begitu lama dan hidupnya diabdikan untuk mengelola pasar, terutama menghidupkan pasar-pasar yang sudah mati dan memperjuangkan nasib para pedagang, Jasril menjawab, itu karena sudah menjadi panggilan hati dan jiwanya, sehingga tidak pernah tergoyahkan untuk bergeser ke pekerjaan lain dan selalu berkomitmen untuk menyatu dengan nasib para pedagang di mana dia bekerja dan berjuang.
Baca juga:
UMP Banten 2025 Naik Jadi Rp2.905.119,90Semua usaha dan perjuangan itu berangkat dari filosofi dan pepatah orang Minang yang selalu hidup dan melekat di hatinya dan sebenarnya ada di hati setiap orang Minang di perantauan baik dalam berbisnis, berdagang atau bekerja dalam bidang apa pun.
Salah satu pepatah sekaligus menjadi filosofi orang Minang adalah di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Atau, masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang ayam berkokok. Artinya, penyesuaian dan adaptasi dengan adat istiadat, kebiasaan, dan norma-norma yang ada di masyarakat lokal, merupakan fondasi dasar di mana mereka hidup dan berusaha. Inilah bisa dimengerti, kenapa orang Padang atau orang Minang di mana pun tinggal dan berusaha, jarang terjadi konflik dengan masyarakat lokal.
Juga ada pepatah Minang yang lain, “Berjalan peliharo kaki, mangecek peliharo lidah”. Artinya berjalan pelihara kaki dan bertutur kata pelihara lidah. Bahwa segala perilaku dan tutur kata harus benar-benar dijaga, supaya tidak tidak terjadi persinggungan perasaan dan konflik dengan siapa pun. Karena tutur kata adalah media kepercayaan dalam berbisnis atau berusaha di bidang apa pun.
Ketika diminta pendapatnya tentang filosofi lain yang melatarbelakangi kesuksesan dan kemandirian orang Minamg dalam berdagang, Jasril yang juga kader Partai Hanura ini menjawab, bagi orang Minang ada filosofi, Biar karajo barek untuang awak seketek, tapi hati senang bakarajo, ndak disuruak-suruak urung do. Artinya, biar kerja berat, untung sedikit, tapi hati senang bekerja, tak disuruh-suruh orang. Memang terkesan agak egoistik, tetapi intinya berjuang mandiri, itulah yang harus dijalankan oleh Minang pada umumnya.
Dan apa modal utama bagi orang Minang yang juga dijalani Jasri dalam berjuang dengan para pedagang pasar, jawabnya, yang penting ulet, kerja keras dan sabar. Ada pepatah Minang, Indak kayu, tangga pun dibelah. Artinya, dalam berusaha, haruslah menggunakan segala cara dan usaha meski dengan modal kecil dan seadanya, tanpa berpikir untuk menyerah.
Yang penting berjuang dan berjuang terus, mengkuti pepatah lain orang Minang bahwa seluruh waktu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk diri sendiri dan orang lain. Tidak boleh ada waktu untuk bersantai dan disia-siakan. Duduak, marauik ranjau, lagak maninjau jarak. Artinya, di saat duduk atau berdiri semua waktu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Dengan pepatah sekaligus filosofi orang Minang yang selalu melekat di dalam hati Jasril ini bisa tercermin dari berbagai usaha dan perjuangannya yang terlihat dari biodatanya, terutama di bidang usahanya bersama para pedagang pasar Kota Tangerang di bawah ini.
Biodata
Nama: Jasril
Tempat/Lahir: Padang Pariaman, 10 Agustus 1968 (anak ke-2 dari 5 bersaudara
Istri: Darlis
Anak: 3 orang. Ada yang sudah kerja dan ada yang kerja sambil kuliah.
Pendidikan: SLTA
Agama: Islam
Berjuang bersama ORMAS dan berposisi sebagai ketua dan pengurus
Perjuangan di Pasar Tradisional dan Mall
Bidang Politik