Dalam 10 Tahun Terbangun 231 KM Jalur MRT, Ini Harapan Presiden


 Dalam 10 Tahun Terbangun 231 KM Jalur MRT, Ini Harapan Presiden Suasana peresmian pengoperasian MRT Jakarta dan pencanangan pembangunan MRT Jakarta Fase II di Bundaran HI Jakarta, Minggu (24/3/2019). (Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Presiden Joko Widodo berharap dalam waktu 10 tahun dapat terbangun jalur moda raya terpadu (MRT) di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

"Ini kita harapkan dalam 10 tahun sepanjang 231 km bisa kita selesaikan," kata Presiden Jokowi saat peresmian pengoperasian MRT Jakarta di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, Minggu (24/3/2019).

Ia menyebutkan anggaran yang diperlukan untuk pembangunan 231 km MRT Jakarta dan sekitarnya itu mencapai Rp571 triliun.

Menurut dia, anggaran itu termasuk untuk penataan ruang, penataan pemukiman, juga masalah yg berkaitan dengan drainase di dalam kota.

Ia menyebutkan jumlah anggaran itu merupakan jumlah dana yang dibutuhkan untuk wilayah Jakarta Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi.

"Kita ini bicara Jabodetabek, LRT MRT terintegrasi semuanya," katanya.

Ia menyebutkan pemerintah akan mengadopsi praktik penyelenggaraan transportasi publik yang baik. "Semua negara yang baik kita jadikan contoh," katanya.

Sementara itu terkait pembangunan MRT Jakarta Fase II (Bundaran HI-Kota), Presiden mengatakan hingga saat ini tidak ada masalah.

Sebelumnya Jokowi menyebutkan pembangunan MRT di Jakarta dan sekitarnya merupakan kebutuhan mendesak.

Ia menyebutkan berdasar studi Bappenas, kerugian akibat kemacetan di Jakarta dan sekitarnya beberapa tahun lalu mencapai sekitar Rp65 triliun per tahun.

"Sekarang dihitung lagi sudah Rp100 triliun. Apa mau diteruskan? Lebih baik dipakai untuk bangun MRT dan LRT benar? Itu yang namanya keputusan politik sehingga secara makro negara kita tetap untung gede," katanya sebagaimana diberitakan Antara.

Ia menyebutkan itungan terakhir untuk membangun MRT di Jakarta untuk seluruh jalur sepanjang 231 km memerlukan biaya Rp571 triliun. "Apa artinya? ya lebih baik dibangun daripada kita rugi Rp100 triliun setiap tahun," katanya.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru