Penembakan Massal di Masjid Selandia, Ini Kata Presiden Palestina


 Penembakan Massal di Masjid Selandia, Ini Kata Presiden Palestina Presiden Palestina Mahmoud Abbas

RAMALLAH,ARAHKITA.COM - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan puluhan orang dalam penembakan massal di dua masjid yang dipenuhi orang yang menunaikan Shalat Jumat di Kota Christchurch, Selandia Baru.

"Kami mengutuk serangan teroris yang merenggut puluhan nyawa orang yang sedang shalat dan melukai sejumlah orang lagi di dua masjid di Selandia Baru," kata Abbas di dalam pernyataan pengutukannya, sebagaimana diberitakan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat (15/3/2019) malam. Ia menggambarkan penembakan tersebut sebagai aksi kejahatan yang mengerikan.

Presiden Palestina itu menyeru semua negara di seluruh dunia agar "menghadapi terorisme dan tidak memperlihatkan toleransi buat kelompok rasis --yang menghasut kekerasan, kebencian rasial dan kebencian kepada orang asing".

Ia kembali menyampaikan pengutukannya terhadap "segala bentuk terorisme terhadap warga sipil yang tak berdosa, tak peduli sumbernya atau identitas pelakunya".

Ia juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan mendoakan orang yang cedera cepat sembuh.

Sebanyak 49 orang telah meninggal dan lebih dari 40 orang lagi cedera dalam penembakan di dua masjid di Kota Christchurch di Selandia Baru, selama Shalat Jumat. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardem mengatakan penembakan itu adalah serangan teroris yang direncanakan dengan baik.

Sementara itu pemimpin perunding Palestina Saeb Erekat juga mengutuk pembunuhan 49 orang dalam penembakan massal di dua masjid yang dipenuhi orang yang menunaikan Shalat Jumat di Christchurch.

"Serangan teroris ini, yang merenggut 49 nyawa orang Muslim yang sedang menunaikan Shalat Jumat di dua masjid di Selandia Baru dilakukan akibat ideologi ekstremis, yang menyebar benih perang agama," kata Erekat di dalam surat pengutukannya.

Ia menambahkan bahwa ia menyampaikan "doa, pikiran dan air mata" serta kepedihan rakyat Palestina, Kristen dan Muslim, kepada rakyat Selandia Baru, terutama keluarga korban.

Erekat mendesak diakhirinya pembunuhan yang dilakukan dengan mengatasnamakan agama dan mencela penggunaan agama untuk tujuan politik.

Ia mengenang serangan yang ditujukan ke tempat ibadah, termasuk oleh pemukim Yahudi Baruch Goldstein, yang membantai 29 orang Palestina yang sedang Shalat Subuh di Masjid Ibrahim di Al-Khalil (Hebron) di Tepi Barat Sungai Jordan pada 1994 dan serangan terhadap sinagoga di Pittsburgh tahun lalu.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru